March 6, 2024 in Sewage Treatment Plant, Wastewater Treatment Plant

Bengawan Solo Tercemar Limbah Beralkohol, Pabrik Ciu Ini Seharusnya Menggunakan Teknologi Pengolahan Limbah Anaerobik

Bengawan Solo Tercemar Limbah Beralkohol, Pabrik Ciu Ini Seharusnya Menggunakan Teknologi Pengolahan Limbah Anaerobik

Bengawan Solo Tercemar Limbah Beralkohol, Pabrik Ciu Ini Seharusnya Menggunakan Teknologi Pengolahan Limbah Anaerobik

Lagi-lagi sungai di Indonesia baru saja tercemar oleh limbah pabrik perusahaan. Pada bulan September 2021, Sungai Bengawan Solo, Jawa Tengah tercemar oleh aktivitas produksi ciu yang ternyata bukan hanya dari perusahaan bahkan industri rumahan. Limbah-limbah ciu atau alkohol tersebut diduga berasal dari hasil fermentasi dan destilasi tetes tebu. Warga sekitar menyebut limbah tersebut dengan istilah Badeg. Berdasarkan investigasi Polda Jateng, beberapa dari industri-industri tersebut belum memiliki Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang seharusnya disediakan oleh seluruh industri yang menghasilkan limbah yang berpotensi untuk membahayakan lingkungan. Maka dari itu, perusahaan-perusahaan yang bertanggung jawab tersebut diberi sanksi administrasi, menutup saluran bypass serta menyarankan mereka membangun IPAL dan pengujian baku mutu limbah yang dihasilkan sebelum perusahaan tersebut dapat berfungsi kembali. Selanjutnya jika tidak memenuhi persyaratan tersebut, akan dikenakan Pasal 114 UU No.32 tahun 2009 dengan hukuman tidak dapat menjalankan usaha dan dipidana paling lama 1 tahun dan denda sebesar 1 Miliar.

Akibat dari pencemar limbah alkohol Ciu itu berdampak besar bagi masyarakat, pasokan air bersih dihentikan sementara waktu. Sebanyak lima kecamatan di Kabupaten Blora dihentikan, dari 2700 terdapat 1200 pelanggan PDAM yang tidak mendapatkan pasokan air bersih. 

Mengatasi Limbah Beralkohol dgn Pengolahan Limbah Anaerobik

Pada pemrosesannya, pengolahan produk yang menghasilkan alkohol dapat mencemari lingkungan dan berdampak buruk bagi lingkungan dan manusia. Selain melibatkan banyak penggunaan air dalam pemrosesannya, limbah air yang dihasilkannya banyak pula. Air limbah hasil olahan yang mengandung alkohol dapat mencemari air dan udara karena mengandung mikroorganisme, senyawa anorganik baik terlarut maupun tersuspensi serta senyawa tambahan yang terbentuk selama proses fermentasi berlangsung. Selain menghasilkan limbah cair pada proses produksinya, Industri ini mempunyai limbah dari sisa air sisa pencucian peralatan dan bisa saja menghasilkan limbah padat dari perasan, endapan dan CaSO4 serta gas yang berupa uap alkohol. 

Selain dampaknya bagi lingkungan terutama air, limbah alkohol ini juga meracuni masyarakat karena mengandung bahan yang toxic. Dampak terhadap kesehatan masyarakat antara lain: keracunan akut jika masuk kedalam tubuh melalui mulut, kulit, pernafasan dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kematian; sedangkan dalam dosis kecil akan menimbulkan keracunan jangka panjang.
Maka dari itu dalam pengolahan Ciu yang menghasilkan limbah cair beralkohol harus dilakukan pengolahan air limbah terlebih dahulu sebelum limbah-limbah yang dihasilkannya dibuang ke badan air (sungai, laut dan lainnya). Dalam pengolahan limbah beralkohol ini dapat digunakan sistem pengolahan air bersih (IPAL) anaerobik. 
 

Chat on WhatsApp

Bengawan Solo Tercemar Limbah Beralkohol, Pabrik Ciu Ini Seharusnya Menggunakan Teknologi Pengolahan Limbah Anaerobik

Kenapa Pengolahan Limbah Beralkohol Ini Perlu Menggunakan Pengolahan Air Limbah (IPAL) Anaerobik ? 

Karena pada sistem ini menghasilkan effluent atau hasil pengolahan limbah yang rendah kadar lumpur (padatan) biologis, kebutuhan nutrien yang rendah, dan juga dapat menghasilkan gas metan yang tinggi. Pada penggunaan sistem anaerobik ini tidak hanya berlaku pada pengolahan limbah alkohol saja tapi untuk beberapa pengolahan limbah domestik maupun industri lainnya seperti pengolahan buah dan sayuran, gula, pengolahan limbah pemotongan hewan dan industri-industri lainnya yang memiliki limbah dengan COD yang tinggi.
 
Dalam pengolahan air limbah dengan metode anaerobik berbeda dengan penggunaan pengolahan limbah dengan sistem aerobik dimana dalam sistem aerobik menggunakan mikroorganisme pada limbah dan membutuhkan oksigen seperti aerator untuk membantu penggunaan sistem kolam terbuka, sedangkan anaerobik tidak. Teknologi ini menggunakan media biofilter dalam sebuah reaktor anaerob (Internal reactor WWTP / IC Reaktor) dalam sistem anaerobik ini. Media biofilter yang digunakan dalam pengolahan limbah anaerobik ini bertujuan sebagai tempat melekatnya mikroorganisme sehingga berguna untuk tempat perkembangbiakannya. Dalam perkembangbiakannya mikroorganisme (lumpur granular / granular sludge) akan menempel pada suatu media tumbuh. Diharapkan bahwa mikroorganisme tersebut dapat menempel tersebar di seluruh dinding reaktor sehingga dalam pengolahan limbah itu tidak membutuhkan energi. Singkatnya, dengan penggunaan sistem pengolahan air limbah anaerobik secara umum dibagi menjadi tiga tahapan yaitu hidrolasi, fermentasi dan pembentukan metana. 
 
Dengan penggunaan reaktor dalam sistem pengolahan limbah anaerobik membuat pengolahan air limbah lebih sukses dan menjanjikan, karena dapat membentuk agregat bakteri yang tebal dan pekat dengan cara auto imobilisasi sehingga menghasilkan kinerja dengan kecepatan tinggi. Jadi dengan penggunaan sistem IPAL Anaerobik selain lebih efisien, juga dapat menghasilkan sumber energi baru bagi industri yaitu gas metana. 
Pelajari Selengkapnya Pengolahan Limbah COD Tinggi dengan penggunaan sistem pengolahan air limbah (IPAL) Atau hubungi: +6282348114479



Experts

Get the Best Solution

For Your Water

From Our Experts

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree