March 6, 2024 in Wastewater Treatment Plant

Jangan Dianggap Sepele! Limbah Dari Industri Tahu Juga Bisa Menghasilkan Limbah Dengan COD Yang Tinggi

Jangan Dianggap Sepele! Limbah Dari Industri Tahu Juga Bisa Menghasilkan Limbah Dengan COD Yang Tinggi Grinviro Biotekno Indonesia

Jangan Dianggap Sepele! Limbah Dari Industri Tahu Juga Bisa Menghasilkan Limbah Dengan COD Yang Tinggi

Pengolahan Limbah Industri apalagi Pengolahan Limbah Cair menjadi Hal yang sangat perlu diperhatikan

Industri terbentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam skala besar. Terutama dalam industri pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti pemenuhan pangan. Selain membantu pemenuhan dalam kebutuhan sehari-hari, industri-industri juga sangat membantu dalam memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional dengan mengurangi angka pengangguran serta nilai produksi yang dihasilkan. 

Salah satu industri pangan yang banyak kita jumpai di Indonesia adalah industri tahu dan tempe, dimana merupakan industri yang produksinya tidak luput dari kebutuhan masyarakat Indonesia. Industri tahu tidak hanya berukuran besar, ada juga yang industri tahu yang berukuran kecil. Dalam pemrosesannya tahu diproduksi dengan menggunakan teknologi sederhana. Namun siapa sangka, walaupun melalui proses sederhana dan menggunakan bahan yang alami dan tidak berbahaya, limbah dari produksinya mengandung kadar BOD, COD dan TSS yang tinggi sehingga sangat berbahaya bagi lingkungan.  Untuk produksi 400kg tahu kadar limbannya sebesar BOD 2481 mgL-1, COD 6840 mgL-1, TSS 1041,3mgL-1 dan pH 4-5.Sedangkan baku mutu yang ditetapkan dari limbah tahu ini adalah BOD 150 mgL-1, COD 300 mgL-1, TSS 100 mgL-1 dan pH rentang 6.0-9.0.

Limbah cair yang dihasilkan dari pemrosesan tahu pada industri tahu berasal dari proses pencucian, perebusan, pengepresan dan pencetakan tahu. Masuknya limbah cair ke dalam lingkungan air dapat menyebabkan pencemaran air, jika limbah tersebut tidak melalui proses pengolahan limbah terlebih dahulu akan terjadi kontaminasi dimana unsur pencemar akan bergabung dengan air bersih sehingga penggunaan air bersih dapat terganggu.

Karena dapat mencemarkan lingkungan, limbah dari industri tahu termasuk industri kecil perlu bertanggung jawab atas limbah yang dihasilkan dengan melakukan pengolahan limbahnya sebelum dibuang kepada sumber air dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air LImbah (IPAL) atau Wastewater Treatment Plant (WWTP). Pada proses pengolahan limbah terutama yang mengandung senyawa pencemar organik biodegradable yang tinggi dapat digunakan dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme yang dapat menguraikan senyawa pencemar tersebut. Proses pengolahan air limbah secara biologis tersebut dapat dilakukan dengan metode aerobik dan anaerobik.

Chat on WhatsApp

Jangan Dianggap Sepele! Limbah Dari Industri Tahu Juga Bisa Menghasilkan Limbah Dengan COD Yang Tinggi Grinviro Biotekno Indonesia

Perbandingan Pengolahan Limbah Industri atau Pengolahan Limbah Cair (IPAL) atau WWTP dengan Proses Aerobik dan Anaerobik

Proses biologis aerobik digunakan untuk pengolahan air limbah dengan kadar beban BOD yang tidak terlalu besar. Biasanya pengolahan air limbah (IPAL) dengan sistem pemanfaatan mikroorganisme aerobik dengan menggunakan oksigen untuk mengurai limbah. Biasanya sistem aerob ini menggunakan kolam terbuka IPAL atau WWTP dengan menggunakan aerator sebagai equipment agar prosesnya bisa penguraian atau perkembangbiakan mikroorganisme atau bakteri tersebut dapat berlangsung lebih cepat. Keuntungan dari pengolahan limbah aerobik ini dapat menghilangkan bau dan menjernihkan effluent air limbah, namun kelemahannya selain menghasilkan buangan lumpur biologis yang cukup banyak, metode IPAL / WWTP aerobik ini menggunakan energi untuk prosesnya, membutuhkan investasi yang cukup tinggi, menggunakan lahan yang cukup besar serta sangat bergantung pada cuaca.

Sebaliknya untuk beban BOD yang tinggi dapat menggunakan proses biologis anaerobik. Proses pada teknologi IPAL atau WWTP anaerobik ini tidak bergantung pada oksigen. Ciri khas dari proses ini adalah terbentuknya gas Metana (CH4). Proses anaerobik memiliki beberapa keuntungan dan kelebihan dibandingkan dengan proses aerobik diantaranya:

  • Derajat stabilitas yang lebih tinggi
  • Produk lumpur biologis yang lebih rendah
  • Kebutuhan nutrien pada mikroorganisme rendah
  • Biaya investasi lebih rendah
  • Tidak membutuhkan lahan yang besar
  • Pada prosesnya tidak bergantung pada cuaca
  • Dapat menghasilkan Gas Metana yang sangat berguna sebagai sumber energi tambahan

MENGHILANGKAN COD SECARA ANAEROBIK (COD Removal) Grinviro Biotekno Indonesia Jasa WWTP Jasa STP Jasa IPAL Jasa Pengolahan Air Limbah Terbaik dan Terpercaya

Pengolahan Limbah Industri atau Pengolahan Air Limbah dengan Proses Anaerobik

Proses pengolahan limbah cair dengan proses anaerobik dalam aplikasinya menggunakan media biofilter dalam reaktor anaerob atau sering disebut dengan IC Reaktor. Media biofilter ini berguna sebagai tempat melekatnya mikroorganisme (bakteri) pada sludge bed. Pengolahan limbah cair / WWTP anaerobic ini dapat digunakan dengan berbagai teknologi diantaranya adalah dengan menggunakan WWTP Anaerobik UASB dimana teknologi banyak digunakan atau dijumpai di Industri Pangan.

Cara kerja Up-flow Anaerobic Sludge Blanket (UASB)

Teknologi WWTP Anaerobik ini sangat baik untuk pengolahan pada industri pangan. Pada teknologi ini akan menstimulasi pembentukan selimut lumpur yang terbentuk di tengah tangki (IC Reactor) oleh partikel dan mengendapkan partikel yang dibawa aliran ke atas dengan kecepatan yang perlahan. UASB merupakan reaktor yang pengolahannya secara anaerob dilakukan oleh mikroorganisme yang membentuk flok tersuspensi dibagian bawah reaktor. Hasil dari pengolahan dengan UASB ini selain menghasilkan air yang sesuai dengan baku mutu juga dapat menghasilkan biogas.

Cara kerja IC reaktor pada sistem anaerobic UASB ini adalah yang pertama dimana air limbah masuk ke bagian bawah reaktor kemudian dialirkan ke atas secara vertikal. Air limbah akan melewati sludge bed. Pada lapisan ini air akan mengalami kontak dengan mikroba anaerob dinamakan granular sludge atau lumpur granula. Biogas yang terbentuk dari metabolisme anaerob akan bergerak ke atas dan akan mengakibatkan terjadinya vertical mixing dlaa IC Reaktor sehingga tidak diperlukan alat mekanik untuk proses pengadukan. Granular Sludge yang terdispersi akibat aliran biogas khususnya reaktor yang tinggi dengan beban organik besar namun dapat ditahan oleh separator pada bagian atas WWTP Anaerobik UASB, pada saat inilah biogas akan dilepaskan. Mikroorganisme dalam IC reaktor berupa bakteri mesofilik yang memerlukan penyesuaian suhu dan pH untuk keberlangsungan hidup dan perkembangbiakannya dalam reaktor. Suhu yang dibutuhkan yaitu antara 30-35 derajat Celcius dan pH 6-8.

Pelajari lebih lengkap mengenai penanganan atau pengolahan limbah pangan dengan teknologi WWTP Anaerobic Atau menghubungi : +6282348114479




Experts

Get the Best Solution

For Your Water

From Our Experts

By browsing this website, you agree to our privacy policy.
I Agree