Cooling Water Solution – Scaling
Scaling Cooling Water Solution
Cooling water adalah salah satu media pendingin yang menjadi hal pokok pada sebuah pabrik. Cooling water berfungsi Mencegah terjadinya scaling pada pipa maupun material system cooling tower, Memperlambat proses laju korosi pada system cooling tower, Mencegah plant / building shut down akibat kerusakan cooling tower, Meminimalisasi dampak kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan cooling tower, Mengurangi cost (biaya) yang timbul akibat penggantian spare part cooling tower, Meminimalisasi cost akibat penggunaan air PDAM / air kota.
80% masalah yang terjadi pada sistem cooling water adalah disebabkan oleh Water Treatment.
Pengertian Scaling :
Scaling Merupakan penumpukan mineral akibat proses kristalisasi yang melewati ambang kejenuhan terlarut mineral – mineral dalam air. Penumpukan mineral pada logam kemudian disebut sebagai kerak atau scaling.
Terjadinya evaporasi pada sistem cooling tower mengakibatkan penumpukan mineral pada sistem cooling tower. Pada batas kejenuhan terjadi kristalisasi mineral pada cooling tower
Pengontrolan Scaling
pengontrolan scaling dapat dilakukan dengan menjaga tingkat alkalinity dalam air, Semakin tinggi pH air semakin cenderung pembentukan kerak. Kontrol tingkat kelarutan mineral dengan menjaga kadar conductivity < 1000 ppm. Kontrol kadar Total Hardness (kesadahan air) < 300 ppm. Gunakan water softener untuk air dengan kesadahan tinggi (Total hardness > 100 ppm). Secara mekanikal dapat dilakukan dengan menambah kecepatan flow air dan Air rumble serta Gunakan scale inhibitor.
Scale Inhibitor :
- Crystal Modification – Phosphonates
- Sequestration – Polyphosphate
- Scale conditioning – Acrylate Polymer, lignin , tannin
- Dispersion / Charge reinforcement – Anionic Polymer
Dispersion – dispersant
Kristal kerak yang timbul bersatu dengan dispersant dalam bentuk colloid. Colloid yang terbentuk bermuatan negatif dan saling tolak menolak dengan kristal kerak lainnya dan membuatnya tetap dalam kondisi tersuspensi.
Foulant
Foulant terbentuk dari endapan partikel suspended solid dalam air. Kerak terbentuk dari endapan mineral akibat melewati ambang kejenuhan sedangkan Foulant terbentuk dari material – material seperti debu, lumpur, sisa aktivitas MikroBio dan zat – zat organik lainnya. Foulants menghambat perpindahan panas
Bagaimana mengontrol Foulant ?
Kurangi tingkat suspended solid dalam air sirkulasi dengan water clarifier atau filter
Gunakan chemical treatment – Dispersant yang sesuai
Lakukan kontrol Blowdown yang cukup untuk mengurangi TSS
Kami melayani beberapa kebutuhan terkait Waste & Water Treatment Plant untuk seluruh wilayah indonesia : BANDA ACEH MEDAN PADANG PEKANBARU TANJUNG PINANG JAMBI PALEMBANG BENGKULU BANDAR LAMPUNG PANGKAL PINANG JAKARTA BANDUNG SEMARANG YOGYAKARTA SURABAYA SERANG DENPASAR MATARAM KUPANG PONTIANAK PALANGKARAYA SAMARINDA BANJARMASIN MANADO GORONTALO PALU MAJENE MAKASSAR KENDARI AMBON TERNATE MANOKWARI JAYAPURA
Related Posts
Terobosan Teknologi Co-Firing Biogas Hasil Pengolahan Limbah Anaerobik dari Grinviro
Dalam upaya menjaga lingkungan dan memenuhi regulasi pemerintah, banyak perusahaan kini beralih ke sistem pengolahan…
Kontraktor Pengolahan Air Limbah Terpercaya di Indonesia, Grinviro Biotekno Indonesia
Pengelolaan air limbah merupakan tantangan besar yang dihadapi oleh banyak industri di Indonesia, dan disinilah…
FLOWREX Surface Aerator : Solusi Nomor 1 untuk Kolam Limbah Aerasi yang Luas
Memilih surface aerator yang tepat untuk kolam limbah yang luas merupakan suatu hal yang krusial.…